Pages

Minggu, 12 Januari 2014

Sepotong Roti Penembus Dosa


Abu Burdah bin Musa Al-Asy’ari meriwayatkan bahwa ketika menjelang wafatnya, Abu Musa pernah berkata kepada putranya, “Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti



”Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah ditentukan. Akan tetapipada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga dia pun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami istri.

Setelah ia sadar, ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya. Kemudian ia melangkahkan kaki pergi mengembara sambil tak henti-hentinya mengerjakan shalat dan bersujud. Akhirnya, dalam pengembaraannya itu, ia sampai di pondok yang di dalamnya terdapat dua belas orang fakir miskin. Lelaki itu juga bermaksud menumpang bermalam disana, karena sudah sangat letih dari perjalanan yang jauh. Diapun tidur di sana bersama dua belas fakir miskin.

Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendeta yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buah roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat satu roti. Pada waktu yang lain, datang pula orang orang lain yang membagikan roti kepada setiap fakir miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat kepada Allah itu juga mendapat bagian, karena disangka sebagai orang miskin.

Rupanya,salah seorang di antara fakir miskin itu ada yang tidak mendapat bagian roti. Kepada orang yang membagikan roti itu ia berkata, “Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku.” Orang yang membagikan roti itu menjawab, “Kamu dapat membeli sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu roti.” Medengar ungkapan dari orang yang membagikan roti tersebut, lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil roti bagiannya untuk diberikan kepada orang yang tidak mendapat bagian tadi. Keesokan harinya, lelaki yang bertaubat itu meninggal dunia.

Di hadapan Allah, ditimbanglah amal ibadah sang lelaki selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal yang dilakukan selama tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam.

Akan tetapi, ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan satu roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukan, ternyata amal satu roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam tersebut.

0 komentar:

Posting Komentar